Rabu, 25 Februari 2015

Ini Pun Akan Berlalu

Intisari-Online.com
Suatu pagi, anak Salomo melihat tukang emas yang bekerja untuk istana Raja Daud berjalan keluar dari istana dengan sangat putus asa dan sedih.
Salomon bertanya pada tukang emas dengan rasa ingin tahunya, “Apa yang membuat Anda merasa sangat sedih dan putus asa?”
Tukang emas itu menjawab, “Saya harus memberikan solusi kepada Raja dalam waktu tujuh hari. Jika tidak, pekerjaan saya akan diambil. Saya benar-benar bingung karena tidak ada solusi atas apa yang telah Raja minta.”
Apa sebenarnya solusi yang sedang Raja cari? Salomon penasaran.
Tukang emas pun menceritakan permintaan Raja sebagai berikut: Saya perlu membuat sebuah cincin untuk raja dengan tulisan di atasnya yang akan membantu raja menjadi tidak sangat bahagia dan melupakan kebenaran ilahi pada saat-saat bahagia itu. Pada saat yang sama, tulisan di atasnya harus membantu Raja agar tidak berkecil hati ketika ia sedang menghadapi kegagalan dan depresi.
Segera Salomo memberikan apa yang dibutuhkan oleh Raja untuk dituliskan di atas cincin emasnya. Ia mengatakan, “Tulislah seperti ini: ‘ini juga akan berlalu’.
”Demikianlah pada kehidupan kita. Semuanya akan berlalu. Hidup datang dan pergi. Kebahagiaan datang dan pergi. Kesedihan datang dan pergi. Kita adalah salah satu saksi perubahan. Pengalaman, pemahaman, dan menikmati saat ini.
Semuanya juga akan berlalu.

Cinta itu seperti kupu-kupu

Intisari-Online.com
Cinta itu seperti kupu-kupu. Semakin dikejar, semakin lari. Tapi bila dibiarkan terbang, ia akan datang di saat kita tidak mengharapkannya.
Cinta dapat membuat kita bahagia, tapi sering juga membuat kita sedih. Cinta baru berharga jika diberikan kepada seseorang yang menghargainya.Oleh karena itu jangan terburu-buru dan pilihlah yang terbaik. Cinta bukan bagaimana menjadi pasangan yang  “sempurna” bagi seseorang. Tapi, bagaimana menemukan seseorang yang dapat membantu kita menjadi diri kita sendiri.
Jangan pernah mengatakan “I love you” bila kita tidak perduli. Jangan pernah membicarakan persaan yang tidak pernah ada.
Jangan pernah menyentuh hidup seseorang bila hal itu akan menghancurkan hatinya. Jangan pernah menatap matanya bila semua yang kita lakukan hanya berbohong.
Hal paling kejam yang pernah seseorang lakukan kepada orang lain adalah membiarkannya jatuh cinta, sementara kita tidak berniat untuk menanggapinya.

Cinta bukan “Ini salah kamu”, tapi “Maafkan aku.”
Cinta bukan “Kamu di mana sih?”, tapi “Aku di sini.”
Cinta bukan “Gimana sih kamu?”, tapi “Aku ngerti kok.”
Cinta bukan “Coba kamugakkayak begini,” tapi, “Aku cinta kamu seperti apa adanya.”

Kecocokan yang paling benar bukan diukur berdasarkan berapa lama kita sudah bersama maupun seberapa sering kita bersama. Tapi, apakah selama kita bersama, kita selalu saling mengisi satu sama lain dan saling membuat hidup yang berkualitas.
Kesedihan dan kerindungan hanya terasa selama yang kita inginkan, dan menyayat sedalam yang kita izinkan. Yang berat bukan bagaimana cara menanggulangi kesedihan dan kerinduan itu, tetapi bagaimana belajar darinya.
Jatuh cinta tapi jangan sampai terhuyung-huyung, konsisten tapi jangan memaksa, berbagi dan jangan bersikap tidak adil, mengerti dan mencoba untuk tidak banyak menuntut, sedih tapi jangan pernah menyimpan kesedihan itu.
Memang sakit ketika melihat orang yang kita cintai sedang berbahagia dengan orang lain, tapi akan lebih sakit lagi bila orang yang kita cintai itu tidak berbahagia bersama kita. Cinta akan menyakitkan ketika kita berpisah dengan seseorang, namun akan lebih menyakitkan lagi ketika seseorang yang kita sayangi tidak tahu apa yang sesungguhnya kita rasakan.
Yang paling menyedihkan dalam hidup adalah menemukan seseorang dan jatuh cinta, hanya untuk menemukan baha ia bukanlah untuk kita dan kita sudah menghabiskan banyak waktu untuk orang yang tidak menghargainya. Bila demikian, biarkan ia pergi. (BMSPS)"

K. Tatik Wardayati"/Intisari-online.com