Selasa, 09 Juli 2013

Bekerja Saat Berlibur, Keamanan Perusahaan Terancam

Para atasan perlu lebih hati-hati dengan harapan mereka agar para karyawan mereka dapat tetap bekerja saat sedang berlibur. Sebuah penelitian terbaru menemukan bahwa pekerja mempertaruhkan keamanan perusahaan ketika mereka tetap bekerja saat liburan.

Tujuh puluh tujuh persen responden menyatakan mereka tidak terhubung dengan jaringan kantor saat mereka liburan. Namun, hal itu tidak menghentikan para pekerja untuk mengakses berkas kerja dari luar kantor.

Untuk melakukannya, 32 persen pekerja menyatakan mereka mengakses berkas kerja melalui layanan komputasi awan yang tidak aman seperti Dropbox, Google Drive atau Skydrive. Para pekerja juga mengambil informasi dan berkas kerja yang sensitif dengan membawa komputer kantor atau berkas bisnis saat liburan. Hanya 23 persen pekerja menyatakan mereka mengakses berkas melalui jaringan kantor mereka.

Prosedur keamanan yang kurang baik tersebut memiliki potensi untuk merusak perusahaan dengan berbagai cara, khususnya sejak 59 persen pekerja mengaku bekerja saat liburan. Seperti hilangnya berkas kerja atau bahkan bocornya berkas kerja hingga jatuh ke tangan kompetitor.

Teknologi menjadi alasan para pekerja untuk dapat lebih mudah bekerja saat liburan, sekaligus menjadi alasan mengapa masalah keamanan perlu diperhatikan. Ponsel pintar dan laptop pribadi merupakan dua perangkat paling populer yang digunakan pekerja saat liburan. Sabak elektronik dan komputer kerja kadang juga digunakan.

Menurut Todd Krautkremer, vice president of marketing di Pertino, perusahaan penyedia jasa komputasi awan yang melakukan penelitian ini, “Era informasi memang bisa membuat semua orang bisa bekerja baik dari sudut kantor ataupun dari pinggir pantai. Hal ini dapat menimbulkan kecemasan saat karyawan terputus dalam waktu yang lama dengan berkas kerjanya.” (LiveScience)

http://intisari-online.com/read/bekerja-saat-berlibur-keamanan-perusahaan-terancam

Pemimpin yang Stabil

Jika Anda ingin menjadi seorang pemimpin yang lebih stabil, perhatikanlah pilar-pilar stabilitas kepemimpinan berikut ini:

Keyakinan yang kuat.
Pemimpin yang stabil memiliki pikiran yang terbuka, namun mereka juga memiliki keyakinan dan prinsip-prinsip yang kuat. Meski mendengarkan orang lain, para pemimpin yang stabil tidak rentan untuk menjadi orang yang plin-plan. Nilai mereka mengarahkan tindakan mereka, bukan berdasarkan pengadilan opini publik.
Anda mungkin tidak selalu setuju dengan pemimpin yang stabil, namun Anda tidak akan pernah memiliki keraguan di mana mereka berada. Visi mereka selaras berdasarkan nilai-nilai yang jelas. Mereka memiliki karakter kuat untuk terus bertanggung jawab terhadap nilai lebih dari sekadar hasil pembentukan kepecayaan atau kebudayaan di kantor. Tujuan dan karyawan lebih penting dibandingkan proses dan hasil jangka pendek.

Bermain seperti berlatih.
Baik seorang CEO, pendidik, politikus, atau siapa pun itu, performa mereka selalu terkait dengan persiapan. Latihan, pengembangan diri dan belajar terus-menerus sepanjang hayat merupakan landasan dasar kepemimpinan yang stabil.

Memimpin dengan belas kasih.
Pemimpin yang paling stabil mengerti bahwa kesuksesan mereka berakar dalam perawatan dan kesejahteraan orang-orang yang dipimpinnya. Pemimpin yang stabil memiliki bias alami terhadap perilaku empati dan welas asih. Ketika orang yang Anda pimpin tahu Anda peduli, maka terciptalah suatu kepercayaan dan kestabilan yang tidak ditemui di diri para pemimpin yang tidak berperasaan.

Kebebasan untuk gagal.
Jika bawahan takut untuk berbuat salah, maka tidak akan pernah ada hasil kerja terbaik dari mereka. Pemimpin yang cerdas dapat membuat bawahannya merasa aman untuk berpikir besar, mengambil risiko dan mencoba sesuatu yang baru dan berbeda. (Forbes)

http://intisari-online.com/read/pemimpin-yang-stabil

Hadiah yang Membuat Karyawan Bekerja Keras

Adalah sebuah yang wajar jika pekerjaan yang baik memperoleh imbalan yang baik juga. Konsep penghargaan untuk karyawan terbaik sudah membudaya di beberapa perusahaan. Bahkan, menurut sebuah penelitian terbaru, bisnis yang berusaha mendorong produktivitas harus mempertimbangkan untuk mengaitkan gaji karyawan dengan kinerja perusahaan.

Penelitian yang dilakukan oleh perusahaan solusi tenaga kerja Kelly Services ini menemukan bahwa 40 persen dari karyawan merasa mereka akan lebih produktif jika memiliki pendapatan yang terkait dengan tujuan kinerja atau produktivitas tertentu.

Saat ini, hampir sepertiga perusahaan yang disurvei menggunakan sebuah sistem pembayaran berbasis performa untuk para karyawan mereka. Pembayaran berbasis kinerja mencakup semua pengaturan yakni sebuah elemen dari gaji total terkait pertemuan dengan target kinerja, melibatkan pembagian keuntungan, bonus kinerja, dan komisi penjualan.

Steve Armstrong, senior vice president dan general manager dari Kelly Sevices wilayah Amerika Serikat, menyatakan tren ini mencerminkan pengakuan secara luas bahwa organisasi dan individu menjadi sangat produktif ketika kepentingan dan pembayaran berbasis insentif berjalan selaras.

“Banyak sekali karyawan yang sangat percaya diri bahwa kemampuan mereka dapat membantu mereka bekerja dengan baik dan mereka ingin adanya kesempatan untuk mengaitkannya dengan kompensasi yang mereka peroleh,” tutur Armstrong.

Penelitian menemukan bahwa di antara karyawan profesional dan teknis, tingkat tertinggi dari pembayaran berbasis kinerja ada di bidang penjualan dan pemasaran. Sedangkan yang terendah ada di bidang pendidikan dan ilmu pengetahuan. (BusinessNewsDaily)

http://intisari-online.com/read/hadiah-yang-membuat-karyawan-bekerja-keras

8 Alasan Tetap Bekerja Setelah Punya Anak

Kehidupan pekerjaan dan keluarga seharusnya tidak memerlukan konflik, mereka perlu hidup berdampingan. Salah satunya saat memiliki anak. Ini dia 8 alasan utama untuk tetap bekerja setelah memiliki bayi:

1. Anda akan menikmati pernikahan yang lebih menyenangkan.
Penelitian menunjukkan bahwa pasangan yang sama-sama bekerja memiliki kepuasan pernikahan yang lebih besar. Pernikahan akan lebih mungkin berkembang jika Anda memiliki sesuatu fokus di luar rumah dan lebih sedikit tekanan keuangan jika pulang ke rumah dengan membawa beberapa makanan.

2. Anda akan tetap merdeka secara finansial.
Seperti yang dijelaskan Leslie Bennets dalam bukunya The Feminine Mistake,lebih dari setengah pernikahan tradisional mengalami peristiwa pasangan laki-laki akan meninggal prematur, kehilangan pekerjaan, atau meninggalkan istrinya.

Ketika istri akhirnya harus bekerja, tidak ada jaring pengaman dan itu membahayakan seluruh kestabilan keuangan keluarga. Lebih lanjut, banyak wanita melaporkan kehilangan kekuatan finansial di rumah mereka ketika mereka meninggalkan pekerjaan.

3. Anda akan memiliki anak yang lebih kuat.
Terdapat bahaya besar saat kita menjadi overparenting,atau disebut juga helicopter parenting. Ketika Anda tinggal di rumah, Anda akan jauh lebih cenderung menjadi overparenting karena menjadi orangtua adalah fokus Anda satu-satunya. Seperti Michele Borba, seorang pakar, menjelaskan, “Jika kita terus seperti ini, anak kita akan sulit untuk memiliki kemandirian.”

4. Laba masa depan Anda akan aman.
Berdasarkan penelitian Sylvia Ann Hewlett, seorang wanita yang meninggalkan pekerjaan hanya untuk tiga tahun setelah melahirkan, menguras 37% dari rencana keuangan masa depan mereka.

5. Anda akan memperoleh pemenuhan pribadi.
Memiliki kepuasan pribadi dari sesuatu yang lain dari anak sangatlah penting utnuk menjadi orangtua yang hebat dan bahagia. Seperti otoritas pengasuh paling terkenal di Prancis, Pamela Druckerman jelaskan, “Jika seorang anak menjadi satu-satunya tujuan wanita, semua orang akan menderita, termasuk sang anak.”

6. Anda akan membawa isi dunia ke rumah.
Ketika Anda tinggal di rumah, dunia akan menyusut karena Anda dikelilingi wanita seperti Anda; ibu di usia yang sama, etnisitas dan status sosial-ekonomi yang sama akan tinggal bersama.

Dengan menjaga karier, Anda akan lebih berperan aktif di dunia dan memperluas perspektif yang bisa dibawa ke rumah. Saat bekerja, kontak dan teman diisi oleh laki-laki dan perempuan dengan berbagai latar belakang.

7. Anda akan mampu menjadi panutan.
Generasi masa depan dari wanita muda memerlukan model peran dari ibu yang bekerja untuk mendukung, menginspirasi dan membimbingnya. Peran model ini tentunya terjadi di rumah sendiri.

8. Anda akan lebih senang.
Sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa ibu yang tinggal di rumah menderita tingkat depresi yang secara signifikan pada usia 40 tahun dibanding ibu yang bekerja. Sulit untuk memperoleh anak yang bahagia jika Anda juga menjadi ibu yang tidak bahagia. Seperti pepatah lama, ketika ibu tidak bahagia, maka tidak ada yang seorang pun bahagia. (Forbes)

http://intisari-online.com/read/8-alasan-tetap-bekerja-setelah-punya-anak-01

Menyikapi Email Atasan di Akhir Pekan

Lebih dari sepertiga pekerja menyatakan mereka kerap mendapat email (surel) dari atasan mereka di luar jam kerja.

Berdasarkan survei terbaru yang dilakukan oleh Right Management, divisi pegawai dari Manpower, 36 persen pekerja mendapat surel di luar jam kerja dari atasan mereka. Sekitar 9 persen menyatakan atasan mereka mengirim surel ketika mereka sedang berlibur dan 6 persen menyatakan mereka mendapat surel saat akhir pekan.

Apa yang harus pekerja lakukan terhadap rentetan surel seperti ini? Robert Hellmann, seorang career coach di Five O’Clock Club, sebuah perusahaan konsultan karier, menyatakan hal itu tergantung berbagai faktor.

Jika kita baru bekerja, lebih baik segera menjawab surel sesegera mungkin. “Jika Anda berada di posisi baru, Anda harus menjadi satu dengan pekerjaan, setidaknya untuk enam bulan pertama,” ujarnya. Dengan demikian, kita akan membangun reputasi yang baik.

Selanjutnya, refleksikan budaya perusahaan dan sifat alami dari permintaan atasan kita. Kebanyakan pekerja tahu surel mana yang perlu dijawab dengan segera. Salah satu coping mechanism yang dapat dilakukan adalah menunda menjawab untuk beberapa jam.

“Itu akan mengurangi tekanan,” ujar Hellmann. Bagaimanapun, jika kita melihat rekan kerja merupakan orang yang dengan cepat membalas surel, maka lebih baik kita melakukan hal yang sama.

Jika kita berencana untuk berada di daerah terpencil yang sulit mendapat akses surel, pastikan atasan tahu kapan kita akan sulit untuk dihubungi. Aturan yang sama juga untuk cuti keluarga atau liburan yang jauh: komunikasikan hal itu sebelum hari H.

Salah satu solusi untuk surel di akhir pekan adalah dengan tidak menjawabnya langsung. Buatlah draftnya terlebih dahulu di akhir pekan. Saat Senin pagi tiba, kita bisa langsung mengirimkannya. Hal ini dapat mengurangi tekanan pekerja. (Forbes)

http://intisari-online.com/read/menyikapi-email-atasan-di-akhir-pekan

Penampilan Tidak Menarik, Pekerja Diperlakukan Buruk

Sebuah penelitian yang dilakukan Michigan State University mengungkapkan kenyataan bahwa kantor-kantor di Amerika menganggap penampilan sebagai hal yang penting. Jika seorang karyawan dianggap tidak menarik dalam hal penampilan, maka mereka akan cenderung untuk diremehkan dan ditindas oleh rekan kerja mereka di kantor.

Hal ini cukup senada dengan penelitian yang menunjukkan bahwa siswa yang menarik cenderung lebih populer di sekolah. “Jadi, meskipun kita suka berpikir bahwa kita profesional dan lebih dewasa ketika telah bekerja, kenyataannya sikap kita sama saja seperti saat kita masih sekolah,” ujar Brent Scott, salah satu peneliti.

Sebagai bagian dari penelitian, para peneliti menyurvei 114 pekerja di fasilitas kesehatan di bagian tenggara Amerika Serikat. Tujuannya untuk mengetahui seberapa sering rekan kerja para pekerja tersebut melakukan kekejaman terhadap mereka. Termasuk mengeluarkan kata-kata yang menyakitkan, bertindak kasar, atau mengolok-olok mereka.

Mereka menemukan pekerja yang berpenampilan tidak menarik diperlakukan jauh lebih kasar dibandingkan karyawan yang lebih menarik. Bahkan ketika faktor-faktor lain seperti usia, jenis kelamin, dan seberapa lama bekerja di pusat kesehatan sudah diperhitungkan, perlakuan tersebut tidak mengalami perubahan.

Para peneliti juga mengumpulkan informasi tentang faktor seberapa menyenangkan atau ramah para pekerja terhadap cara mereka diperlakukan, berdasarkan kuesioner yang diisi oleh istri, pasangan atau teman baik mereka. Hasilnya menunjukkan bahwa para pekerja yang tidak menyenangkan, seperti halnya yang tidak menarik, cenderung diperlakukan lebih kasar dibandingkan rekan kerja mereka. (BusinessNewsDaily)

http://intisari-online.com/read/penampilan-tidak-menarik-pekerja-diperlakukan-buruk

5 Langkah Menjadi Manajer yang Baik

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh perusahaan konsultan Interaction Associates menunjukkan bahwa para pekerja mulai lebih percaya dengan para atasan mereka.

Tiga puluh empat persen dari karyawan yang disurvei melaporkan mereka memiliki kepercayaan yang tinggi pada manajemen perusahaan mereka. Juga pada organisasinya secara keseluruhan. Angka ini naik dari hanya 27 persen tahun lalu.

Selain itu, 38 persen karyawan berpikir perusahaan mereka memiliki kepemimpinan yang efektif, meningkat 7 persen dibandingkan 2012. Tiga puluh enam persen dari mereka juga menilai tingginya kolaborasi di perusahaan mereka, naik dari 32 persen tahun lalu.

Penelitian ini menunjukkan bahwa organisasi yang fokus pada pembangunan kepercayaan dengan karyawan mereka dapat melihat hasilnya secara langsung. Para peneliti menemukan bahwa perusahaan mahir memperkuat kepemimpinan, kepecayaan dan kolaborasi menunjukkan kinerja keuangan yang lebih baik di setiap survei lima tahun. Hal ini diukur berdasarkan pendapatan bersih dan pertumbuhan pendapatan.

Penelitian ini juga mengungkapkan lima langkah kunci untuk para pemimpin agar dapat membantu membangun kepercayaan di antara para karyawan mereka:

1. Siapkan karyawan agar sukses dengan menyediakan perangkat, sumber daya, dan kesempatan untuk belajar.
2. Sediakan informasi yang mencukupi saat akan mengambil keputusan.
3. Carilah masukan sebelum membuat suatu keputusan.
4. Bertindaklah secara konsisten sejalan dengan nilai-nilai perusahaan.
5. Beri karyawan suatu inspirasi, bagilah tujuan yang ingin dicapai dari bekerja.

Penelitian ini berdasarkan survei yang melibatkan hampir 400 karyawan di seluruh dunia.

http://intisari-online.com/read/5-langkah-menjadi-manajer-yang-baik

Lebih Separo Pekerja di AS Ingin Pindah Kerja

Kondisi ekonomi yang tidak stabil mempengaruhi cara karyawan menikmati pekerjaan mereka. Jika keadaan ekonomi sedang terpuruk, karyawan cenderung ingin mencari pekerjaan baru dengan pendapatan yang lebih tinggi.

Begitu pula hasil dari sebuah penelitian yang melibatkan 3.400 pekerja di luar negeri. Separuh responden mengungkapkan bahwa mereka akan mengubah karier karena iklim ekonomi tidak menentu. Sementara 33 persen responden mengatakan bahwa mereka akan mencari pekerjaan lain jika mereka bisa menemukan pekerjaan yang lebih baik. Sedangkan 14 persen responden mengungkapkan, kondisi ekonomi yang tidak stabil tidak mempengaruhi karier mereka.

Selain itu, para peneliti menemukan bahwa para pekerja di Amerika Serikat adalah pekerja yang paling siap untuk mengubah karier. Sebanyak 57 persen dari pekerja di AS mulai berpikir untuk beralih ke pekerjaan baru. Hanya 22 persen pekerja di Jerman ingin mengubah karier.

Mary Ellen Slayter, salah satu peneliti, menawarkan rahasia dalam mencari pekerjaan baru. Dalam mencari karier baru, pekerja perlu mengetahui bakat pribadi. Lantas mempertimbangkan, apakah bakat yang dimiliki sesuai dengan pekerjaan baru? Sebelum memutuskan resign,pekerja perlu banyak berdiskusi dengan orang-orang yang bekerja sesuai dengan pekerjaan yang menarik baginya. (BusinessNewsDaily)

http://intisari-online.com/read/lebih-separo-pekerja-di-as-ingin-pindah-kerja

Hidup Aman dengan Plastik

Saat berbelanja di supermarket, biasanya barang belanjaan kita dimasukkan ke kantung plastik. Saat membeli makanan, plastik pula yang digunakan untuk membungkusnya. Sampai di rumah, makanan itu kemudian dipindahkan ke dalam kotak makan, yang lagi-lagi terbuat dari plastik. Keseharian kita memang tidak dapat lepas dari kemasan plastik. Plastik telah menjadi bagian dari gaya hidup kita dalam mengkonsumsi barang-barang. Ini karena kemasan plastik sangat praktis dan harganya murah.

Di seluruh dunia, barang-barang plastik diproduksi secara besar-besaran dari minyak bumi. Setiap tahun, di seluruh dunia diproduksi 300 jutaan ton plastik. Dari angka itu, produksi kantung plastik sendiri mencapai 10 miliar buah setiap minggunya. Bayangkan gunungan plastik yang terbentuk di Bumi ini. Padahal plastik diketahui tidak dapat atau bahkan membutuhkan ribuan tahun untuk terurai.

Sampah-sampah plastik ini bukan saja menimbun tanah, tetapi mengakibatkan bahaya lain bagi makhluk hidup. Plastik yang dibuang ke laut seringkali termakan oleh hewan laut dan menyebabkannya mati tersedak. Banyak pula hewan laut yang tersangkut sampah plastik dan mati.

Bagi manusia, ada juga bahaya di balik kemasan plastik, terutama yang digunakan untuk mengemas makanan. Menurut penelitian, plastik dapat menyebabkan gangguan hormonal dan menjadi karsinogen alias pemicu kanker. Risiko ini terjadi jika plastik terurai ke dalam makanan yang kita makan. Namun, begitu bergantungnya kita pada kemasan plastik, membuat kita sangat sulit untuk tidak menggunakannya sama sekali. Jalan tengahnya, kita harus menggunakan plastik dengan bijaksana. Caranya, mengubah gaya hidup dengan membatasi penggunaannya. (FWP/IDEA)

http://intisari-online.com/read/hidup-aman-dengan-plastik

12 Fakta Penting Seputar Plastik

Bumi terusik plastik. Kiranya pandangan tersebut tak berlebihan jika kondisi di lapangan sebagaimana ditunjukkan data berikut ini. Semua pihak perlu merefleksikan sederetan fakta-fakta ini dan segera mawas diri demi keberlanjutan seisi bumi.

1. Butuh 1.000 tahun (sampah) plastik untuk terurai di tanah.
2. Sembilan (9) persen peningkatan penggunaan plastik di seluruh dunia.
3. Sampah plastik yang dibuang 1 tahun jumlahnya dapat mengitari bumi 4 kali.
4. Delapan (*) persen produksi minyak bumi digunakan untuk membuat plastik.
5. Tiga ratus (300) juta ton plastik diproduksi di seluruh dunia dalam setiap tahun.
6. Sepuluh (10) miliar kantung plastik digunakan di seluruh dunia setiap minggu.
7. Satu (1) persen kantung plastik yang didaur ulang saat ini.
8. Enam puluh (60) persen sampah laut terdiri dari bahan plastik.
9. Sampah plastik di laut membunuh 100.000 mamalia dan 1 juta burung laut.
10. Sepuluh ribu (10.000) kali lebih mahal air dari botol plastik dibandingkan air keran.
11. Seratus (100) botol plastik dapat dihemat jika 1 orang menggunakan tempat minum pakai ulang.
12. Tujuh belas (17) juta barel minyak bumi dibutuhkan untuk produksi botol plastik dalam satu tahun. Jumlah itu cukup untuk konsumsi bahan bakar 1 juta mobil.

(Dari pelbagai sumber/IDEA)

http://intisari-online.com/read/12-fakta-penting-seputar-plastik

Mengurus Anak, Karyawan Pria Diperlakukan Buruk Di Kantor

Penelitian menunjukkan bahwa memiliki anak dapat memberikan peran besar dalam bagaimana seorang pekerja diperlakukan di kantornya.

“Pria yang mengambil peran nontradisional dalam merawat anak diperlakukan lebih buruk di kantor dibandingkan pria yang mengambil peran orangtua yang lebih tradisional,” ujar Jennifer Berdhal dari University of Toronto's Rotman School of Management.

Temuan ini tidak terbatas pada pria. Wanita yang tidak memiliki anak dan ibu dengan peran nontradisional juga diperlakukan lebih buruk di kantor dibandingkan rekan-rekan mereka lainnya.

“Jam kerja mereka tidak berbeda dibandingkan pegawai lainnya, namun rekan kerja mereka tampaknya menyoroti peran nontradisional mereka hingga memperlakukan mereka secara tidak hormat,” tutur Berdahl.

Perlakuan buruk datang dari fakta bahwa mereka terlihat kurang mengabdi pada kantor dan perusahaan. Misalnya pria yang tidak merawat anak akan terlihat sebagai sosok pegawai yang sangat fokus pada pekerjaan mereka tanpa adanya gangguan.

Wanita menghadapi stigma yang sama. Ibu dengan peran membesarkan anak secara nontradisional dipercaya untuk lebih berdedikasi pada pekerjaan mereka. Hanya saja para peneliti menyatakan pandangan tersebut tidak membantu mereka untuk memperoleh respek di kantor.

Wanita yang tidak memiliki anak juga kerap kali terlihat sebagai karyawan yang tidak memiliki kompetensi. Sebagai akibatnya, kedua kelompok wanita ini menghadapi tingkat penganiayaan yang tinggi di kantor.

Karyawan pria dan wanita harus digaji lebih rendah dan lebih sedikit promosi setelah mengambil waktu cuti untuk mengurus keluarga, untuk alasan yang tidak bisa dijelaskan dengan mudah. “Akibatnya, mereka mungkin memilih untuk tidak memiliki anak jika peran tradisional ini tidak layak bagi mereka,” terang Berdahl. (BusinessNewsDaily)

http://intisari-online.com/read/mengurus-anak-karyawan-pria-diperlakukan-buruk-di-kantor