Jumat, 30 November 2012

Mesin Pembersih Bernama Taman

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menargetkan 14% wilayahnya menjadi ruang terbuka hijau (RTH) pada tahun 2010. Namun, niat baik ini dinilai berbagai pihak hanya sebagai program kosmetik dan tidak menyentuh persoalan lingkungan dan sosial. Padahal, kita bisa belajar dari beberapa taman kota di Eropa.

Konsep taman kota berubah seiring perubahan tata ekonomi dan politik. Sebagai contoh rancangan taman di masa Victoria (1837 - 1901). Filosofi yang mendasari rancangan taman pada masa itu adalah romantisme. Bahwa alam memiliki kekuatan untuk mengembalikan spirit manusia yang rusak oleh industri kapitalisme. Wujud fisik taman bergaya Victoria ini adalah sebuah taman yang dibatasi tanaman hijau yang tinggi dan lebat. Suasananya membuai yang duduk di dalamnya sehingga lupa bahwa mereka berada di kota industri yang berpolusi tinggi dan berwabah penyakit.

Generasi awal taman kota di Amerika Utara juga menggunakan elemen alam untuk menciptakan ruang-ruang sosial. Sayangnya, taman tidak menggunakan vegetasi dan karakter tanah di daerah asal. Danau, air terjun, dan sungai buatan dibangun dengan biaya perawatan tinggi.

Era pascafordisme (sistem sosial, perekonomian dan produksi di era akhir abad ke-20) diwarnai dengan kesadaran akan semakin rusaknya lingkungan. Pengadaan taman kota terutama bertujuan menghadirkan kualitas kehidupan kota. Maka perancangannya memperhatikan kekhususan lokasi, memanfaatkan vegetasi habitat setempat, serta menggunakan material lokal.

Liar

Taman kota di Eropa baru lahir dari kondisi turun drastisnya anggaran pemerintah. Taman kota dioperasikan dengan investasi swasta. Sedangkan pihak swasta hanya mau mengucurkan dana terbatas pada sarana rekreatif taman yang juga melahirkan keuntungan finansial. Hasilnya, taman dirancang tidak membutuhkan perawatan yang mahal. Sebagian besar tanaman pun dibiarkan tetap liar, siklus alam dijadikan perawatnya.

Keliaran taman bisa juga dimanfaatkan sebagai purifikasi tanah dan air yang terpolusi. Sebagai contoh taman Cultuurpark Westergasfabriek di Amsterdam, Belanda. Taman ini menghadirkan wetland yang merupakan habitat tumbuhan pemurni air kotor. Otomatis taman kota berfungsi sebagai “mesin pembersih” kota. Bandingkan jika harus menyediakan sarana konvensional pengolahan air limbah, berapa biayanya?

Daerah Ruhr di Jerman punya cerita lain. Dulu daerah ini merupakan darah tambang batubara dan baja yang kehilangan masa jayanya sejak 1950-an. Bagaimana caranya mengundang kembali datangnya modal dan penduduk yang pergi? Padahal lingkungan sudah rusak. Dengan melibatkan seluruh pemerintah kota di Ruhr, tercipta Program Emscher Landschaftspark 2010. Wujudnya berupa rantai hijau lintas kota. Konsep dasarnya, daerah Ruhr memandang persoalan ekonomi, sosial, dan ekologi sebagai suatu kesatuan.

Taman Kota Duisburg-Nord salah satu contohnya. Rel kereta barang dan cerobong asap tak perlu dimusnahkan; dibiarkan saja sebagai elemen taman, nanti ‘kan hancur sendiri oleh tanaman liar. Terdapat pula kanal khusus untuk air sungai yang tercemar, terpisah dari aliran air hujan yang relatif bersih. Air hasil purifikasi kemudian digunakan untuk fasilitas rekreatif. Dengan sendirinya biaya konstruksi taman dan fasilitas hiburan jauh berkurang.

Sama-sama untung

Di Milan, Italia, ada taman unik bernama Parco Nord. Taman ini bukan inisiatif pemerintah kota. Dulu masyarakat mendesak pemkot agar membeli tanah bekas kawasan industri seluas 250 hal untuk dijadikan ruang terbuka hijau. Lahan itu lalu dikembangkan sejak 1990. Sebagian besar dibiarkan ditumbuhi tanaman liar, lahan sisanya diberikan kepada beberapa komunitas untuk diolah menjadi kebun bunga dan sayuran. Pemkot bebas biaya perawatan, komunitas-komunitas masyarakat mendapatkan keuntungan.

Mengapa taman-taman kota di Jakarta tidak dimanfaatkan sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi sebagai “mesin pembersih” kota, membantu masalah air dan sanitasi kota? Jika saja ada taman kota Jakarta yang memiliki wetland, dapat menampung air hujan, dan memperbaiki tata air Jakarta! Perawatannya tidak memerlukan biaya tinggi, kok. Apalagi sektor informal juga menjadi masalah besar di kota Jakarta, mengapa tidak melibatkan mereka dalam pertanian taman kota? (Prathiwi Widyatmi Putri –Intisari)

http://intisari-online.com/read/mesin-pembersih-bernama-taman

Rabu, 28 November 2012

Karier atau Calling?

Laiknya memilih jurusan sekolah, memilih profesi juga ada pertimbangannya. Febrina Melva Irene Siahaan, konsultan karier di konsultankarir.com,berujar, ada dua hal mendasar untuk memutuskan profesi mana yang akan kita ambil. Yakni, karier atau calling.

Karier, menurut kacamata Feby, sapaan Febrina, merupakan sesuatu yang diprioritaskan untuk pemenuhan “perut” atau harga diri yang lebih tinggi. Sementara calling adalah sesuatu yang berasal dari keinginan (desire) kita. Bagi mereka yang mengutamakan calling-nya, tidak terlalu memusingkan jumlah bayaran yang akan diterima. Ibaratnya, profesi yang dipilih adalah panggilan hati nurani.

Contoh kasusnya begini. Bila orang menerima profesi dengan gaji tinggi meskipun tak terlalu suka dengan profesi tersebut, artinya ia mengedepankan kariernya. Lain bila orang menerima tawaran profesi dengan gaji tak begitu tinggi tapi sesuai dengan panggilan hati, artinya ia memilih calling-nya.

Namun, orang yang mengutamakan karier seperti contoh tadi bukan berarti tak boleh. Soalnya, tiap orang punya alasan. Syukur-syukur, kata Feby, profesi yang kita pilih mencakup keduanya. Ya karier, ya calling. “Idealnya bisa dapat keduanya. Saya suka mengajar dan karier saya dosen. Jadi dosen adalah panggilan hati saya, meskipun gajinya tak besar,” cerita mantan wartawan Tempo ini.

Pemantapan memilih karier atau calling nyatanya tak semudah membalikkan telapak tangan. Ada banyak faktor. Misalnya lapangan kerja yang sempit. Kalau terlalu pemilih, yang ada malah tidak segera kerja. Belum lagi faktor tuntutan. Semisal orangtua yang punya banyak anak, gajinya hanya Rp1 juta, dan hidup di kota metropolitan. Tentu tak akan cukup.

“Kalau ada faktor tuntutan seperti itu, biasanya calling jadi nomor dua. Karierlah yang akan diutamakan,” jelas Feby. Banyaknya tuntutan, bahkan termasuk untuk biaya berobat misalnya, membuat orang akan cenderung memilih karier dengan percepatan tinggi. Alih-alih menyukai profesinya, kadang malah hanya “menyukai” uangnya.

Nah, bagaimana dengan Anda?

http://intisari-online.com/read/karier-atau-calling

Kamis, 22 November 2012

Jangan Merugikan Orang Lain

Tidak mungkin membantu orang lain tanpa membantu diri sendiri, atau merugikan orang lain tanpa merugikan dirinya sendiri.

Nasruddin sedang bersungut-sungut terhadap dirinya sendiri ketika kawannya bertanya apa yang ia risaukan.

Nasruddin berkata, “Ahmad yang goblok itu selalu menabok punggung saya setiap kali ia melihat saya. Maka hari ini saya menaruh satu dinamit di bawah jaket saya. Kalau kali ini ia menabok saya ia akan kehilangan tangannya!” (The Prayer of The Frog)

http://intisari-online.com/read/jangan-merugikan-orang-lain

Rabu, 21 November 2012

Tak Ada Waktu Untuk Ragu

Tahun 1927, Jacob, 24 tahun seorang petugas pemadam kebakaran Chicago, membuat keputusan secepat kilat yang akan menyelamatkan dua nyawa.

Kehidupan pertama yang ia selamatkan adalah Kris, seorang anak berusia 7 tahun. Saat Jacob mengevakuasi warga yang terjebak dalam gedung terbakar, ia merasakan seseorang masih di sana. Tiba-tiba seorang ibu muda menjerit. “Di mana Kris-ku?” Di luar akal sehatnya, Jacob kembali ke neraka panas itu dan berjuang melalui lorong menyala untuk menarik anak itu ke tempat yang lebih aman. Tapi itu hanyalah awal dari kisah mereka.

Selama 20 tahun kemudian, Jacob dan Kris menjadi teman dekat. Jacob memberikan bimbingan dan mengasihi Kris selayaknya seorang ayah karena Kris yatim, dan Kris tidak pernah lupa untuk mengunjungi Jacob setiap minggu di kantor pemadam kebakaran.

Lalu, kehidupan yang diselamatkan Jacob kedua kalinya? Dirinya sendiri. Pada awal tahun 1990-an, Jacob terkena diabetes dan akhirnya membutuhkan ginjal baru. Ketika Kris tahu, dia tidak ragu-ragu sedikitpun seperti yang telah Jacob lakukan saat kritis. “Saya punya dua ginjal, dan Anda bisa memilikinya satu.” Jacob berhasil –karena dia dan Kris tidak pernah ragu-ragu. Mereka masing-masing tahu kapan waktu yang tepat untuk bertindak.

http://intisari-online.com/read/tak-ada-waktu-untuk-ragu

Selasa, 20 November 2012

Mari, Temukan Misi Kita

Suatu hari, Bea Salazar duduk melihat sebotol obat penghilang rasa sakit –berpikir untuk bunuh diri. Ia adalah seorang ibu tunggal dari lima anaknya, sementara suaminya telah meninggalkan keluarganya. Bea dinonaktifkan karena kecelakaan kerja di pabriknya. Pinggulnya dan punggungnya terluka parah hingga dia tidak bisa lagi bekerja. Ia amat kesakitan, tidak punya uang, dan penuh keputusasaan.

Tiba-tiba ia mendengar ketukan pintu di rumahnya. Ia melihat konselornya, dan hingga hari ini Bea percaya Allah telah mengirim tamunya. Dengan bantuan konselornya, Bea mulai hidup lagi, mengontrol kembali penyakitnya dan mencari makna dari semua kehidupannya. Hingga makna kehidupan yang muncul dalam cara yang paling tidak ia duga.

Saat akan membuang sampah, Bea mendengar kebisingan di kompleks perumahannya. Ia menemukan seorang anak kecil yang sedang memakan sepotong roti kotor. Ia membawanya pulang dan memberinya makan. Namun, 13 hari kemudian muncul enam anak lagi yang meminta makanan. Tampaknya ada banyak anak-anak di lingkungan mereka yang orangtuanya bekerja lalu meninggalkan mereka sendirian tanpa makanan sepanjang hari.

Bea tiba-tiba menyadari bahwa ia telah menemukan misinya: Tuhan telah menyelamatkan hidupnya, “karena Dia membutuhkan saya untuk mengurus anak-anak”. Bea mengaku mendapat sumbangan dari lembaga-lembaga sosial dan gereja-gereja, dan pada tahun berikutnya dia mendirikan Bea’s Kid, sebuah organisasi nirlaba. Saat ini, ia dan stafnya memberi makan 150 anak setiap hari dan memberikan bimbingan, pakaian, bantuan medis, dan banyak lagi.

Pada suatu kali, Bea hampir tidak bisa berjalan karena luka-lukanya. Namun, ia keluar dari tempat tidur untuk memenuhi panggilan anak-anak yang datang kepadanya. “Mereka memberi saya tujuan. Bagaimanapun, mereka telah memberikan saya jauh lebih banyak daripada yang pernah saya berikan kepada mereka.” (*)

http://intisari-online.com/read/mari-temukan-misi-kita

Rabu, 14 November 2012

Gejala Utama Depresi

Sebuah penelitian mengungkapkan fakta bahwa beban penyakit mental atau depresi yang dirasakan seseorang lebih berat daripada kanker. Depresi sangat mengkhawatirkan, karena itu Anda harus mengenali gejala-gejalanya untuk bisa menghadapinya, seperti dilansir dari Quick Easy Fit,berikut ini.

Tidak memiliki ketertarikan.

Jika Anda tidak tertarik dalam kegiatan yang biasanya santai, itu bisa menjadi gejala depresi. Anda mungkin akan melewatkan aktivitas tertentu, keluar dari pertemuan, dan menjauh dari teman-teman kelompok.

Perubahan dalam diet.

Salah satu gejala utama lain dari depresi adalah ketika Anda mengubah pola makan sepenuhnya. Misalnya, makan berlebihan yang membuat Anda gemuk lalu memilih untuk tidak makan yang menyebabkan penurunan berat badan secara drastis.

Susah tidur.

Bagaimana tidur Anda tadi malam dan malam sebelumnya? Jika tidur Anda sering terganggu, baik insomnia atau terbangun di malam hari, itu adalah gejala depresi. Lebih baik lakukan sesuatu karena kurang tidur akan membuat depresi semakin buruk.

Sakit.

Kondisi fisik biasanya sangat dipengaruhi oleh hal-hal yang Anda pikirkan. Karena itu, ketika Anda stres, bagian-bagian tubuh tertentu juga akan merespon dengan memberikan gejala. Memang, ini dapat disembuhkan dengan obat, tetapi alangkah baiknya jika stres yang memicu penyakit juga ditangani dengan tepat.

Menyakiti diri sendiri.

Gejala terakhir dari depresi yang cukup berbahaya adalah menyakiti diri sendiri. Tidak seperti gejala lain yang dapat menyebabkan situasi termasuk depresi, tanda ini dipastikan dialami oleh seseorang yang stres.

Semakin cepat Anda mendeteksi gejala depresi Anda, semakin cepat Anda dapat menangani dan mencegah akibat terburuknya. (*)

http://intisari-online.com/read/gejala-utama-depresi

Selasa, 13 November 2012

Berguru Pada Pohon Pisang

Musaceae,nama latin dari famili pisang-pisangan memiliki beragam manfaat bagi manusia. Terlebih bagi jenis pisang yang dapat dikonsumsi, buah dari tanaman ini memang populer. Buah kaya nutrisi dan dapat dikembangkan dalam ragam olahan. Kegunaan genus Musa tak hanya berasal dari buah, melainkan beberapa bagian tubuh lain.

Sebagai pohon tak berbatang kayu, memang tumbuhan ini tak terlalu berguna. Meskipun di beberapa daerah lapisan tubuh yang dikeringkan dapat menjadi kerajinan tangan. Orang mengenal daunnya sebagai kegunaan terbesar bagi manusia di samping buah, sebagai pembungkus makanan. Sebelum kemunculan kertas, daun pisang dapat menjadi piring kecil, disebut sudi atau pincuk.

Pohon pisang memberi manfaat filosofis sekaligus menjadi maha guru bagi manusia. Perlu waktu lebih dari 5 bulan agar kita dapat menikmati manfaat buah pisang. Namun jauh sebelum menghasilkan buah, pohon pisang sejak ukuran kecil telah bermanfaat, yakni kegunaan daun bagi penanamnya.

Kepopuleran buah pisang sendiri karena ia dapat dijumpai sepanjang musim tanpa mengenal waktu. Musim hujan ataupun kemarau, tingkat adaptasi pisang dapat membuatnya berbuah sepanjang tahun. Pohon hanya akan mati setelah menghasilkan buah. Pada beberapa spesies, batang yang telah dipotong akan tumbuh batang baru pada lingkar tengah. Tunas muda pun akan muncul disekeliling pohon utama, tunas baru yang identik dengan pohon utama. Bahkan ketika ia telah membusuk, di tangan-tangan manusia kreatif, belakangan bonggol pisang diolah menjadi inovasi bahan pangan seperti keripik. Ah.. betapa bergunanya pohon pisang.

Demikian pula manusia, hendaknya bisa berguna layaknya pohon pisang. Sedari muda, kiranya manusia dapat berguna seperti daun pisang. Dapat memberikan guna dan karya bagi orangtuanya, meskipun belum mencapai umur. Ketika dewasa, sifat berkarya ini haruslah dilakukan terus-menerus sepanjang tahun untuk masyarakat di mana pun ia berada. Tentu dengan prasyarat pantang menyerah sebelum ia memberikan sesuatu untuk orang lain.

Berkaitan dengan tunas-tunas yang tumbuh di sekitarnya, ibarat manusia yang telah dewasa, ia menularkan ilmu dan sifat pada manusia-manusia muda. Manusia berbibit unggul tentu akan memberikan tunas unggul pula pada lingkungannya. Ketika manusia tersebut masuk alam baka, seperti kata pepatah, ‘manusia mati meninggalkan nama’. Bagi manusia yang memiliki jasa dan karya, ia akan dikenang dan segala pemikirannya akan tetap bermanfaat bagi mereka yang dapat memanfaatkan.

Kini, sudahkah kita berkarya dan berguna layaknya pohon pisang?

http://intisari-online.com/read/berguru-pada-pohon-pisang

Kamis, 08 November 2012

Hidup Berharga

Seorang murid sangat mudah terserang depresi yang berkepanjangan.

“Dokter menyarankan saya agar berobat guna menyembuhkan depresi saya,” katanya.

“Baik, mengapa kamu tidak melakukannya?” tanya Sang Guru.

“Karena efek sampingnya akan merusak organ hati saya dan memperpendek hidup saya.”

Kata Sang Guru, “Apakah kamu lebih suka mempunyai hati yang sehat daripada rasa bahagia? Satu tahun hidup lebih berharga daripada 20 tahun tidur.”

Kemudian ia berkata kepada murid-muridnya, “Hidup itu seperti dongeng; yang penting bukan panjangnya, melainkan indahnya.” (Berbasa-basi Sejenak)

http://intisari-online.com/read/hidup-berharga

Rabu, 07 November 2012

Etika Berkendara Bagi Pengendara Sepeda Motor

Etika berkendara itu perlu. Tujuannya adalah untuk menghormati, menghargai dan menjaga keselamatan orang lain. Kebanyakan
pemakai jalan jarang yang punya motto sedia payung sebelum hujan, biasanya kehujanan dulu baru pakai payung. Nah, demikian pula dengan pengendara sepeda motor yang belum beretika, kalau belum kejadian belum jera.

Siapapun pasti tidak akan pernah mengharapkan celaka. Lalu solusinya
bagaimana? Tentu saja dimulai dari diri kita sendiri. Adapun tips-tips untuk meminimalkan kejadian yang tidak menyenangkan saat berkendara seperti celaka atau mencelakakan orang lain adalah:

- Pastikan kondisi fisik dan jiwa yang sehat, lakukan pemanasan sebelum berangkat ke tujuan.
- Pastikan sepeda motor yang akan
digunakan benar-benar siap selama dalam perjalanan, mulai dari kesiapan kondisi mesin kendaraan, ban, rem, kopling, oli, handle gas,
lampu depan, lampu rem, sign, rantai, busi, bahan bakar dan surat-surat (SIM dan STNK).
- Gunakanlah helm full face atau helm standar (SNI) baik bagi pengemudi maupun pembonceng. Memakai kacamata dengan UV
(Ultra Violet) protection di siang hari agar tidak silau dan pandangan mata lebih jelas.
- Menyangkut kemungkinan perubahan cuaca, pengendara sepeda motor harus mempersiapkan jaket, sepatu, body protector, sarung tangan, kacamata dan jas hujan.
- Bagi pembonceng wanita, sebaiknya tidak duduk menyamping melainkan harus menghadap ke depan.
- Untuk menyeberang pastikan lalu lintas aman, barulah menyeberang.
- Perjalanan di kota kecepatan tidak lebih dari 60km/jam, jangan berjalan dengan zig-zag, apalagi jika memboncengkan balita atau orang tua.
- Jangan membawa muatan yang melebihi ketentuan (lebih dari 2 Orang).
- Patuhilah rambu-rambu lalu lintas
sepanjang rute perjalanan dan etika berlalu lintas.
- Nyalakan lampu utama pada siang hari dan gunakan lajur jalan paling kiri.
- Hal yang tak kalah penting adalah berdoa memohon keselamatan kepada Tuhan Yang Maha Esa sebelum mengawali perjalanan.

Kita tidak pernah tahu dan tidak pernah mau celaka, tetapi kalau bisa dicegah kenapa tidak? Disiplin berlalu lintas bukan hanya milik Petugas Kepolisian tetapi milik kita semua agar selamat sampai di tujuan.
(Kompol Sugeng Budiono)

Sumber Facebook TMC Polda Metro

Senin, 05 November 2012

Jangan Batasi Diri

Marvin Pipkin adalah seorang insinyur legendaris di General Electric (GE). Ketika pertama kali ia mulai bekerja di GE, beberapa insinyur membuat lelucon atas dirinya. Mereka memberi julukan kepada Pipkin sebagai sosok yang mencari solusi untuk “membekukan” cahaya lampu listrik dari dalam. Ini cikal bakal lampu pijar yang filamennya bisa bertahan lama karena proses pengabutan di dalam bola lampu.

Di mata para insinyur lain, persoalan "membekukan" cahaya lampu listik dari dalam merupakan tugas yang mustahil. Makanya, mereka antusias menunggu apakah Pipkin bisa melakukan hal itu.

Pipkin tidak mengetahui bahwa tugas itu sebenarnya tugas yang tidak mungkin. Toh ia tetap bekerja dengan baik. Dengan tekun segala cara dicobanya. Gagal satu dijawab dengan usaha dua kali.

Sampai akhirnya, ia tidak hanya menemukan cara untuk "membekukan" bola lampu dari dalam. Namun ia juga menambahkan kekuatan pada lampu untuk bisa menyala dengan lebih cepat. Kadang-kadang, ketidaktahuan adalah hal yang indah –terutama bila Anda “bodoh” melakukan sesuatu yang tidak mungkin.

http://intisari-online.com/read/jangan-batasi-diri

Sabtu, 03 November 2012

Facebook 'Mengancam' Anak-anak

Para pelaku kejahatan seksual anak bergentayangan di dunia maya. Media sosial menjadi sasaran empuk, salah satunya Facebook, untuk mendapatkan korban. Anak perempuan berusia 13-17 tahun, terutama dari negara miskin atau berkembang, menjadi incarannya.
Kenyataan itu terungkap pada konferensi internasional ”Kejahatan Seksual terhadap Anak secara Online”, Selasa kemarin (30/10/2012), di Jakarta, seperti yang dilaporkan harian Kompas. Jeff Wu dari bagian Law Enforcement Relation Lead di Facebook Asia Pasifik dalam konferensi tersebut menampilkan contoh foto tersangka pelaku kejahatan seksual anak.
Khusus di Indonesia, ada enam foto laki-laki tersangka pelaku berusia 30-45 tahun yang telah teridentifikasi sebagai pelaku dan diselidiki sejak 1,5 tahun lalu. Hasilnya pun telah dilaporkan kepada Polri, tetapi belum ada tindak lanjut.
”Pelaku kerap berpindah-pindah ke negara lain sehingga butuh waktu untuk melacak mereka,” kata Wu, seperti yang dikutip Kompas.
Berita mengenai perdagangan anak melalui Facebook di Indonesia memang menjadi sorotan belakangan ini. Kantor berita The Associated Press (AP) pernah melaporkan, bagaimana anak 14 tahun di Depok menjadi korban penculikan, dan pelecehan seksual. Remaja perempuan ini sempat jadi percakapan ramai di linimasa Twitter,lantaran pihak sekolah tidak mau menerimanya kembali, dan mengumumkannya saat upacara sekolah dengan alasan ia telah mencemarkan nama sekolah. Saat itu, tweeps banyak yang mengutuk tindakan pihak sekolah. Termasuk Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA).
Remaja perempuan tadi bukanlah korban pertama. Diperkirakan 27 dari 129 kasus anak hilang di Indonesia menurut Komnas PA merupakan korban yang berawal dari pertemanan di Facebook. Satu diantara para korban tersebut ditemukan tewas. Banyaknya kasus tadi (27 kasus anak hilang) sudah melebihi kasus tahun 2011 lalu yang mencapai 18 kasus.
"Kita berpacu dengan waktu, karena demam terhadap Facebook sedang menjadi tren saat ini, terutama di kalangan anak dan remaja. Polisi harus bergerak lebih cepat, atau lebih banyak lagi anak perempuan akan menjadi korban," ujar Ketua Komnas PA, Arist Merdeka Sirait seperti yang dikutip AP, Senin (29/10/2012).
Facebook sendiri sudah memberi petunjuk bagaimana menghadapi kasus seperti ini. Jika ditemukan kasus yang diduga perdagangan manusia di Facebook, pengguna bisa melaporkannya. Untuk negara seperti Indonesia, pengguna bisa melaporkan ke alamat email National Human Trafficking Resource Center (nhtrc@polarisproject.org); dan mereka akan membantu mengarahkan ke sumber daya paling tepat di area pelapor. Halamannya bisa diakses di tautan ini.
Bagi orangtua, anak, dan guru disediakan halaman khusus yang membahas keamanan dalam menggunakan Facebook. Orangtua sebaiknya mendampingi anak-anak remajanya yang aktif di Facebook, dan melarang penggunaannya pada usia di bawah 13 tahun. Halaman Facebook Safety bisa menjadi bahan belajar bersama. (salingsilang.com)
http://intisari-online.com/read/facebook-mengancam-anak-anak